Pada tahapan uji screening dihasilkan 3 isolat yang mampu tumbuh dan menghasilkan zona bening pada media CMC, sehingga dilanjutkan identifikasi bakteri dengan uji biokimia menggunakan Microbact 12E sampai tingkat spesies. Koloni yang terdapat zona bening menunjukkan bahwa isolat tersebut termasuk bakteri selulolitik. Penentuan screening dilakukan dengan menmbahkan congo red selama 15 menit kemudian dicuci dengan NaCl 1M. Sebanyak 12 isolat bakteri yang diperoleh pada tahap pemurnian juga dilakukan uji screening bakteri selulolitk dengan menggores isolat bakteri pada media CMC agar, kemudian kultur diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang. Identifikasi karakter sel bakteri secara mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan gram, pewarnaan endospora dan uji katalase. Tahap pemurnian diperoleh 12 isolat bakteri yang kemudian diidentifikasi morfologi koloninya secara makroskopis, meliputi bentuk, elevasi, tepi dan warna koloni. Inkubasi dilaksanakan selama 24 jam, koloni yang tumbuh dilakukan pemurnian dengan streak quadrant pada cawan petri sampai diperoleh isolat murni bakteri. Dilakukan pengenceran 10-2 kemudian diambil 1ml dan diinokulasikan ke cawan petri yang berisi media Nutrient Agar (NA) dengan metode pour plate. Divortex serta dishaker inkubasi selama 48 jam. Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam erlemenyer yang berisi 45 ml air fisiologis. Metode yang dilakukan meliputi pengambilan sampel kotoran kambing yang ditempatkan dalam kantong plastik steril. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menidentifikasi bakteri selulolitik dari feses kambing dengan menggunakan media Carboxy methil cellulose (CMC) dan Nutrient Agar (NA). Salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat proses degredasi selulosa adalah dengan penambahan sejumlah bakteri selulolitik. Selulosa harus didgredasi terlebih dahulu menjadi komponen yang lebih sederhana agar dapat digunakaan sebagai sumber energi bagi mikroba. Pemamfaatan limbah kotoran kambing tergantung proses degredasi komponen selulosa di dalamnya. Selulosa merupakan salah satu bahan organik yang terkandung pada feses kambing. Sebenarnya feses kambing mempunyai manfaat untuk kesuburan tanaman karena mengandung unsur hara yang tinggi. Ketersediaan limbah peternakan berupa feses kambing belum dimanfaatkan secara optimal dan seringkali menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |